Waspadalah Dengan Harta Haram, Dan Inilah Dampak Buruk Bagi Pemakannya

0
331

Berhati-hati dalam harta merupakah salah satu anjuran di dalam agama islam. Perhatian dengan setiap apa yang dikonsumsi, apa yang dikenakan dan apa yang di tempati menjadi salah satu catatan akhir yang banyak menentukan nasib kita di akherat kelak. Jangan sampai hidup yang hanya sebentar ini dipenuhi dengan harta haram, harta yang akan menjatuhkan kita dan menyiksa kita di neraka. Apa jadinya jika kita tidak lagi peduli dengan harta haram. Ketika hati sudah mati, mata sudah buta dan segala cara dihalalkan hanya untuk dapat hidup enak bergelimang harta. Walaupun didapat dengan jalan yang haram.

Memakan harta haram berarti mendurhakai Allah dan mengikuti langkah setan. Tidak peduli seberapa jumlahnya, selama jelas tanpa subhat bahwa itu adalah haram, terlebih karena dilandasi kesadaran dan kesengajaan, maka otomatis ini adalah sebuah penghianatan di dalam agama, penghianatan terhadap Allah Ta’ala. Disaat kita diseru untuk mengikuti syariat islam, kita justru mengikuti langkah-langkah setan yang terkutuk. 

Di dalam surah Al-Baqarah ayat 168 Allah menegaskan akan pelanggaran ini. Allah Ta’ala berfirman

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

Ayat ini secara tegas mengarahkan kita untuk berhati-hati terhadap setiap apa yang kita konsumsi. Sebab berawal dari sinilah banyak kebaikan dimudahkan oleh Allah, termasuk kemudahan dalam beramal saleh.  Maka tak heran, begitu banyak manusia yang jauh dari All ah dan sulit memperbaiki amaliah kebaikanya, karena terlalu ambisi dengan dunia, hingga terbiasa dengan harta haram.

Allah Ta’ala berfirman,

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mu’minun: 51). Yang dimaksud dengan makan yang thayyib di sini adalah makan yang halal sebagaimana disebutkan oleh Sa’id bin Jubair dan Adh-Dhahak. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 5:462.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para rasul ‘alaihimush sholaatu was salaam untuk memakan makanan yang halal dan beramal saleh. Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah yang menyemangati melakukan amal saleh.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:462).

Maka dari sini kita simpulkan, harta halal dan amal shaleh merupakan dua unsur yang saling menguatkan satu sama lain. Semakin berhati-hati dengan harta halal dan haram, maka hati dan amaliahnya akan lebih terjaga. Sebaliknya, ketika sudah acuh dan tak peduli dengan jalan apa yang dia tempuh untuk mendapatkan harta, maka semakin sulit baginya untuk beramal shaleh serta mendekatkan diri pada Sang Pencipta.

Imbas kebaikan lain yang akan membawa manfaat yang besar bagi seorang muslim sebagai buah dari kehati-hatiannya terhadap harta haram adalah mudah terkabulnya doa. Karena Allah sebagai zat yang baik maka Dia tentu tidak akan menerima semua hal yang jauh dari kebaikan. Maka jangan berharap lebih kepada Allah jika kita sendiri menyadari bahwa kita dengan sengaja menghiasi harta kita dengan keharaman.  

Dalam salah satu riwayat, Nabi shallallalu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita akan hal tersebut. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). 

Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ 

Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim, no. 1015)

Kisah yang telah kita sebutkan dalam riwayat tersebut memberikan sindiran yang tegas kepada setiap pelaku kemaksiatan terhadap harta haram. Dengan tanpa malu dia menengadahkan tangan kepada Allah, mengadu dan mengeluh serta meminta tolong pada Nya, akan tetapi dia menyadari dirinya berlumuran dengan keharaman. Lalu bagaimana mungkin Allah mau mendengarnya dan memenuhi permintaan darinya. Oleh karenanya, marilah kita lebih berhati-hati lagi dengan harta haram. Jangan melihat sedikit banyaknya keharaman yang kita konsumsi akan tetapi ingatlah kepada siapa kita melakukan penghianatan dalam penyalahgunaan harta ini.

Tonton Videonya di Youtube :

Join Menjadi Agen Marketing Property Syariah Kami GRATIS di :
=> https://huniankita.co.id/mitra

Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :

Website : https://huniankita.co.id
Telegram : https://t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita

harta haram
harta haram muamalat kontemporer
harta haram adalah
harta haram rumaysho
harta haram berubah menjadi halal
harta haram kontemporer
harta haram muamalat kontemporer karya erwandi tarmizi
harta haram tidak berkah
harta haram untuk sedekah
bahaya harta haram
bahaya makan harta haram
hadits bahaya harta haram
apa itu harta haram
apakah harta itu haram
apa saja yang termasuk harta haram
apa itu harta yang haram
modal usaha dari harta haram

Hunian Kita

Wujudkan Impian Jadi Nyata