Stop Saling Mencela

0
67

Salah satu diantara sumber keributan dan kericuhan sesama manusia adalah ambisi menjatuhkan dengan celaan. Betul memang jika dikatakan bahwa mulut lebih tajam dari pisau. Terlebih di zaman yang serba digital seperti saat ini. Mulut kita dengan omongan pedasnya dapat menampar siapapun bahkan yang tidak berada didepannya secara fisik.

Kita harus benar-benar sering membaca akhlak para ulama dan para pendakwah sebelum kita. Akhlak para salafus shalih sangat jauh dari akhlak kita sekarang. Salah satu akhlak mulia mereka adalah tidak membalas celaan, caci-maki, dan olok-olok. mereka tidak melayani celaan dan debat, bahkan sebagian dari mereka justru memaafkan.

Salah seorang ulama, Waki’ rahimahullah, pernah mengatakan dalam sebuah tragedi kurang mengenakan yang mengenainya.

“Seorang laki-laki mencela Imam Waki’ rahimahullah, namun beliau tidak merespon sama sekali. Beliau ditanya ‘Mengapa engkau tidak membalas celaan itu?’ Beliau menjawab, ‘Untuk apa kita belajar agama kalau begitu?’” (Raudhatul ‘Uqala, hal. 166)

Kisah ini seolah menyindir secara tegas manusia-manusia di era sekarang. Dimana keilmuan agama masih banyak tidak ditampakkan oleh orang-orang yang lahir dari didikan islam yang kental. Faham tentang syariat, tapi lisannya begitu mudah menjatuhkan manusia yang lain. Lalu berlanjut dengan saling mencela dan mengeluarkan perkataan buruk antar mereka

Dalam kisah lain  ketika ada yang mencela Asy-Sya’biy rahimahullah, maka beliau berkata,

“Apabila engkau benar, semoga Allah mengampuni aku. Dan apabila engkau dusta, semoga Allah mengampuni engkau.” (Al-‘Aqdul Farid, 2: 276)

Demikianlah contoh dan teladan dari ulama kita. Sebaik apapun kita, pasti akan ada orang yang mencela kita. Bahkan manusia paling mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun dicela oleh manusia dengan julukan yang sangat jelek, yaitu gila, tukang sihir, dan tukang dusta. Allah Ta’ala berfirman,

“Orang-orang kafir berkata, ‘Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.’” (QS. Shad: 4)

Orang beriman dan melakukan banyak kebaikan pun akan menjadi bahan olok-olok dan bahan tertawaan bagi orang yang keras hatinya. Allah Ta’ala berfirman,

“Ketika mereka (orang beriman) melewati orang kafir, maka orang kafir pun menertawakan.” (QS. Al-Muthaffifin: 29)

Kita pun tidak bisa berharap semua manusia akan suka dengan kita atau semua manusia memuji kita serta tidak ada satu pun yang mencela. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,

“Setiap orang pasti ada yang mencintai dan ada yang membenci. Hal tersebut pasti terjadi, maka hendaklah selalu bersama orang-orang yang taat kepada Allah.” (Mawa’idh Imam Syafi’i)

Untuk menghadapi hal seperti ini, cukup dengan tidak mempedulikan dan tidak merespon sama sekali celaan tersebut. Perkataan Ibnu Hazm rahimahullah mungkin akan sedikit banyak menyadarkan kita,

“Barang siapa yang menyangka ia bisa selamat dari celaan manusia dan cercaan mereka, maka ia adalah orang gila.” (Al-Akhlaaq wa As-Siyar fi Mudawaatin Nufuus, hal. 17)

Demikian juga perkataan ulama,

“Sampaikanlah, lalu teruslah berjalan (tidak terlalu peduli dengan celaan).”

Puncak akhlak dari para ulama dan salafus shalih adalah berusaha memaafkan dan ini butuh jiwa yang besar.

“Jika kalian membalas, maka balaslah yang setimpal. Akan tetapi, bila kalian bersabar, maka itu lebih baik bagi orang-orang yang bersabar.” (QS. An-Nahl: 126)

Maka hematkan energimu, maafkan celaan itu. karena setiap balasan celaan yang kita lemparkan pada para pencela itu, tidak memberi jaminan akan memperbaiki kondisi. Fokus pada setiap kebaikan yang bisa kita lakukan. Dan selalu sadar bahwa memuaskan hati semua orang adalah hal yang mustahil.

Simak Selengkapnya :

Join Menjadi Agen Marketing Property Syariah Kami GRATIS di :

Mitra HunianKita

Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :

Website : https://huniankita.co.id
Telegram : https://t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita

saling mencela adalah
saling mencela keberagaman yang ada dapat menimbulkan
saling mencela antar umat beragama akan menimbulkan
saling mencela bahasa arabnya
ayat jangan saling mencela
hadits tentang saling mencela
mencela adalah
mencela
mencela makanan adalah
mencela makanan
mencela fisik orang lain merupakan perbuatan yang
mencela dalam islam
mencelat artinya
mencela adat suku bangsa lain merupakan sikap yang
mencela orang lain termasuk perilaku
mencela itu apa

Rasyid Sarwono