Ramadhan, membawa kembali para penjelajah kehidupan. Memulangkan hati pada jalan kebaikan, menenangkan kembali jiwa-jiwa yang jauh dari ketenangan. Ramadhan memberi kesempatan kedua bagi kita, untuk merenungi setiap kekhilafan di hari yang lalu hingga taubat akan menjadi pencapaian terbaik di akhirnya.
Namun, dari sekian banyak para penyambut ramadhan ada saja segelintir manusia yang menyia-nyiakan tamu agung ini. Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.
Di bulan Ramadhan ini setiap muslim memiliki kewajiban untuk menjalankan puasa dengan menahan lapar dan dahaga mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari. Namun ada di antara kaum muslimin yang melakukan puasa, dia tidaklah mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja yang menghinggapi tenggorokannya. Inilah yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jujur lagi membawa berita yang benar,
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy )
Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa amalan puasa seseorang menjadi tidak teranggap, padahal dia telah susah payah menahan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari?
Diantara penyebab sia-sianya puasa seseorang adalah karena tidak mampunya menahan diri dari perkataan zuur atau dusta. Inilah perkataan yang membuat puasa seorang muslim menjadi sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Apa yang dimaksud dengan az zuur? As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan menfitnah. Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah)
Serupa dengan perkataan dusta, satu hal yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang berpuasa yang akan membuat puasanya menjadi tidak bernilai adalah perkataan lagwu atau sia-sia dan rofats atau kata-kata porno
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)
Apa yang dimaksud dengan laghwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan, “Laghwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”
Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan,“Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
Al Azhari mengatakan, “Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno.
Tiga jenis perkataan yaitu dusta laghwu dan rofats adalah bumerang. Ketiganya sangat dekat dengan kebiasaan manusia, khususnya yang tidak terbiasa menjaga lisannya. Terlebih dijaman media sosial seperti saat ini. Terlalu mudah seseorang mencela, berdusta hingga berkata jorok dimedia sosial. Tanpa disadari semua kebiasaan buruk itu bisa membuat amalan ibadah seseorang menjadi sia-sia
Tonton Videonya di Youtube :
Join Menjadi Agen Marketing Property Syariah Kami GRATIS di :
=> https://huniankita.co.id/mitra
Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :
Website : https://huniankita.co.id
Telegram : https://t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita