Menikah adalah merupakan salah satu tujuan kehidupan di dunia yang memiliki peran besar dalam kehidupan manusia. Tidak hanya di dunia, pernikahan pun menjadi salah satu sarana mencapai kebahagiaan besar di akherat hingga bersama keluarga menuju ke surga.
Satu dari sekian upaya mengapai kebahagian dunia akherat bersama pasangan adalah seorang suami semaksimal mungkin berupaya menjadikan dirinya sebagai suami idaman bagi istrinya. Suami idaman yang dapat memimbimbing dan mengarahkan pasangan pada jalan terbaik secara syariat. Lalu seperti apakah suami idaman yang di maksud, berikut kami ringkaskan uraianya untuk anda
Pertama: memahami agama dengan baik
Dalam hadits dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari, no. 71 dan Muslim, no. 1037)
Ibnu Hajar rahimahullah menyatakan, “Dapat disimpulkan dari hadits tersebut bahwa siapa yang tidak memahami agama, enggan mempelajari dasar-dasar Islam dan cabang-cabangnya, maka ia diharamkan untuk mendapatkan kebaikan.” (Fath Al-Bari, 1: 165)
Maka jelaslah bahwa tatkala seorang laki-laki menginginkan kebaikan dalam rumahtangganya, hal pertama yang harus dia tata adalah agamanya
Kedua: Suami peduli pada kebagusan agama istri dan anaknya, bukan terus memenuhi kepentingan dunianya saja
Setelah cukup mampu memahami agamanya dengan baik, seorang suami lantas mengarahkan istri dan anak-anaknya dengan berbekal pemahaman yang baik tersebut.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At- Tahrim: 6)
Adh-Dhahak dan Maqatil mengenai ayat di atas,
حَقُّ عَلَى المسْلِمِ أَنْ يُعَلِّمَ أَهْلَهُ، مِنْ قُرَابَتِهِ وَإِمَائِهِ وَعَبِيْدِهِ، مَا فَرَضَ اللهُ عَلَيْهِمْ، وَمَا نَهَاهُمُ اللهُ عَنْهُ
“Menjadi kewajiban seorang muslim untuk mengajari keluarganya, termasuk kerabat, sampai pada hamba sahaya laki-laki atau perempuannya. Ajarkanlah mereka perkara wajib yang Allah perintahkan dan larangan yang Allah larang.” (HR. Ath-Thabari, dengan sanad shahih dari jalur Said bin Abi ‘Urubah, dari Qatadah. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7:321)
Jadi urutanya sangat jelas. Perbagus diri dengan agama, kemudian menikah dan memperbagus rumah tangganya dengan pemahaman agama yang baik. Jika ini benar-benar bisa tertata sangat memungkinkan dirinya menjadi suami idaman bagi istri dan keluarganya.
Ketiga: Berusaha meluangkan waktu untuk istri dan anak
Satu hal yang harus difahami oleh semua suami, bahwa kebutuhan seorang istri tidak hanya melulu soal meteri. Akan tetapi hadirnya dia dan bagaiman dirinya meluangkan waktu untuk sekedar bersama dengan keluarga pun menjadi kebutuhan yang sangat di butuhakn dalam sebuah hubungan rumah tangga.
Lihatlah bagaimanakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meluangkan waktu untuk istrinya.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita,
أَنَّهَا كَانَتْ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى سَفَرٍ قَالَتْ فَسَابَقْتُهُ فَسَبَقْتُهُ عَلَى رِجْلَىَّ فَلَمَّا حَمَلْتُ اللَّحْمَ سَابَقْتُهُ فَسَبَقَنِى فَقَالَ « هَذِهِ بِتِلْكَ السَّبْقَةِ ».
Ia pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam safar. ‘Aisyah lantas berlomba lari bersama beliau dan ia mengalahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala ‘Aisyah sudah bertambah gemuk, ia berlomba lari lagi bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun kala itu ia kalah. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini balasan untuk kekalahanku dahulu.” (HR. Abu Daud, no. 2578 dan Ibnu Majah, no. 1979. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Jadi sesekali meluangkan waktu untuk sekedar bersantai atau bercanda bersama pasangan pun merupakan salah satu hal yang di contohkan oleh Nabi kita shallallahu álaihi wa sallam.
Ke empat: Banyak memaklumi kekurangan pasangan
Idealnya sebuah pernikahan di hiasi dengan kelebihan dan kekurangan yang ada pada pasanganya. Tidak mungkin dari kita menemukan pasangan yang terlalu sempurna untuk ukuran manusia. Se sempur apapun manusia itu, pasti ada sisi negatifnya juga. Terlebih setelah kita tinggal dalam satu rumah, semakin lama semakin menemukan kekurangn dan kelebihn dari pasangan kita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469)
Dari sini kemudian kita mengambil hikmah bahwa, jangan selalu melihat kekurangan pasangan kita. Sebab memang tidak ada wanita yang sempurna seratus persen di dunia ini. Pasti ada kekurangan yang melekat pada diri seorang wanita
Kelima: Tidak banyak curiga pada istri
Inilah mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar suami tidak terlalu penuh curiga ketika ia meninggalkan istrinya lalu datang dan ingin mengungkap aib-aibnya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوْقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمَغِيْبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ
“Jika salah seorang dari kalian datang pada malam hari maka janganlah ia mendatangi istrinya. (Berilah kabar terlebih dahulu) agar wanita yang ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya.” (HR. Bukhari, no. 5246 dan Muslim, no. 715).
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَطْرُقَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ لَيْلاً يَتَخَوَّنُهُمْ أَوْ يَلْتَمِسُ عَثَرَاتِهِمْ
“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam melarang seseorang mendatangi istrinya di malam hari untuk mencari-cari tahu apakah istrinya berkhianat kepadanya atau untuk mencari-cari kesalahannya.” (HR. Muslim no. 715).
Hadits semacam ini kata Al-Muhallab adalah dalil yang menunjukkan terlarang mencari-cari kesalahan dan kelengahan istri karena ini adalah bagian dari fitnah dan termasuk berburuk sangka padanya (Lihat Syarh Al-Bukhari li Ibni Batthol, 13:372, Asy-Syamilah).
Dan itulah 5 hal yang perlu para suami fahami agar bisa menjadi suami idaman bagi pasanganya. Sampai jumpa di video selanjutnya, Semoga video ini bermanfaat, jangan lupa like dan share kepada saudara kita yang lain, agar semakin tersebar manfaat dari video ini. salam hunian kita, impian jadi nyata
Referensi:
Shahih Fiqh As-Sunnah. Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim. Penerbit Al-Maktabah At-Taufiqiyyah. 3: 213-215
Sumber : rumaysho.com/17182-suami-idaman.html
Tonton Videonya di Channel kami :
Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :
Website : https://huniankita.co.id
Telegram : t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita
Menjadi Suami Idamanmen
jadi suami idaman
menjadi suami idaman istri
cara menjadi suami idaman menurut islam
buku menjadi suami idaman
menjadi istri idaman suami menurut islam
buku panduan menjadi suami idaman
cara menjadi calon suami idaman