Indonesia kembali dipertemukan dengan hari bersejarah. Hari dimana kemerdekaan dahulu kala berhasil direbut dari para penjajah. Hari ini genap 77 tahun penduduk Indonesia menghirup udara bebas dari kata penjajah. Secara hukum negara kita telah di tetapkan sebagai negara yang merdeka.
Bicara soal merdeka, secara personal tentu kita semua ingin merdeka dan merasa bebas, nyaman dan bahagia dalam menjalani hidup. Kita juga tidak ingin terkekang, terbatasi, dan tidak bebas dalam menjalani kehidupan atau ada sesuatu yang memperbudak kita.
Bagi seorang muslim, kemerdekaan dan kebahagiaan sejati adalah menjadi hamba Allah sepenuhnya dan merasa bahagia dengan menunaikan hak Allah dalam tauhid. Merasa bahagia melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Merasa bahagia berakhlak mulia, membantu sesama, serta memudahkan urusan orang lain.
Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan mengenai kemerdekaan yang hakiki. Beliau rahimahullah berkata,
“Menjadi hamba Allah adalah kemerdekaan yang hakiki, Barang siapa yang tidak menghamba kepada Allah, dia akan menjadi hamba kepada selain-Nya”. (Al-Majmu’ Al-Fatawa, 8: 306)
Maka posisi seorang muslim yang mampu menghambakan diri kepada Allah dengan hati yang lapang dan iklas, itulah sejatinya kemerdekaan yang hakiki. Dan sebaliknya, menjadi budak dunia dan budak hawa nafsu itu belumlah merdeka. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa manusia bisa menjadi budak dunia dan budak harta.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi, dia senang. Tetapi jika tidak diberi, dia marah.” (HR. Bukhari)
Bagaimana dunia dan harta memperbudak manusia? Demikain bisa terjadi dengan mendorong manusia menjadi tamak dan tidak pernah puas. Dunia dan harta yang telah memperbudak seolah-olah mengatakan,
“Carilah harta yang banyak.”
“Cari lagi harta tersebut, kalau perlu halalkan segala cara.”
Kita pun melakukan semua perintah harta dan dunia tersebut, seolah-olah harta dan dunia memperbudak kita dan kita ikuti semua perintahnya. Adanya ketamakan atas dunia karena kita juga diperbudak oleh hawa nafsu kita. Hawa nafsu inilah yang banyak menjadikan manusia tersesat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tiga perkara yang membinasakan dan tiga perkara yang menyelamatkan. Adapun tiga perkara yang membinasakan adalah: (1) kebakhilan dan kerakusan yang ditaati; (2) hawa nafsu yang diikuti; dan (3) seseorang yang membanggakan diri sendiri. Sedangkan tiga perkara yang menyelamatkan adalah: (1) takut kepada Allâh di waktu sendirian dan dilihat orang banyak; (2) sederhana di waktu kekurangan dan kecukupan; dan (3) (berkata/berbuat) adil di waktu marah dan rida” (Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 1802).
Sungguh beruntung dan patut bersyukur, yaitu kaum muslimin yang terjauhkan dari rasa rakus terhadap dunia. Ketika dia mampu sepenuhnya menghambakan diri hanya kepada Penciptanya, dan itulah kemerdekaan yang hakiki. Yaitu dengan menjadi hamba Allah yang sejati yang menunaikan hak Allah maka itulah kemerdekaan yang mengantarkan kepada kebahagiaan.
Karena hakikat kehidupan adalah beribadah kepada Allah semata dan melaksanakan perintah-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Tonton Video lengkapnya :
Join Menjadi Agen Marketing Property Syariah Kami GRATIS di :
=> https://huniankita.co.id/mitra
Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :
Website : https://huniankita.co.id
Telegram : https://t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita