Shalat adalah ibadah yang wajib dan tidak bisa ditawar untuk ditinggalkan secara sengaja atau diganti dengan ibadah yang lain. Berbeda dengan puasa, dimana pada kondisi tertentu kita diperbolehkan meninggalkannya dengan mengganti di hari yang lain atau diganti dengan fidyah. Sedangkan shalat, tidak bisa diganti dengan amaliah ibadah yang lain. Yang ada hanyalah rukhshoh atau keringanan.
Mulai dari pengurangan jumlah rakaat pada shalat tertentu hingga posisi shalat yang asalnya berdiri diringankan dengan diperbolehkan sambil duduk atau berbaring. Dan dari semua keringanan yang diberikan pada ibadah shalat, tidak berarti menyepelakan kekhusyukan di dalam pengamalannya. Karena sesungguhnya intisari shalat adalah kekhusyukan dan ketundukan hati kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak mungkin hati kita khusyuk dan tunduk disaat shalat kecuali apabila hati itu membesarkan dan mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena hati yang tidak mengagungkan Allah, tidak pula membersarkanNya, ia tidak akan khusyuk, ia tidak akan tunduk di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Al-Imam Ibnul Qayyim menerangkan bahwa di antara rahasia gerakan-gerakan shalat itu dikomandoi oleh takbir, dimulai dengan takbir, ketika hendak ruku’ kita takbir, ketika kita hendak sujud kita takbir, ketika kita naik di antara dua sujud kita pun takbir. Karena sesungguhnya hakikat takbir, ucapan Allahu Akbar, Allah yang paling besar, ketika seorang hamba benar-benar hatinya membesarkan dan mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan khusyuklah badannya, akan khusyuk pula hatinya. Karena sesungguhnya kekhusyukan badan itu berasal dari kekhusyukan hati.
Apalagi bila pengagungan kepada Allah disertai dengan cinta kepada Allah, disertai dengan berharap akan pahala dan keridhaanNya, disertai dengan ia takut daripada adzabNya, maka sungguh shalatnya benar-benar akan bernilai di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akan tetapi, realita memprihatinkan banyak terlihat dikehidupan kaum muslimin saat ini. Dimana masih banyak diantara kita yang kurang menghayati dalam pengamalan ibadah shalat. Shalat yang semestinya dapat menenangkan dan mengistirahatkan badan dan hati kita serta menjadi pintu komunikasi antara hamba dengan penciptanya, justru tidak termanfaatkan secara optimal. Demikian terlihat dari ketidakseriusan seseorang terhadap shalat yang dilakukannya. Gampang menunda waktunya hingga tanpa rasa bersalah terbiasa meninggalkannya. Atau melakukannya tanpa persiapan yang baik, berpakaian apa adanya dan menganggap remeh kewajiban berjamaah bagi kaum laki-laki. Tak jarang pula kita dapati, seseorang berjamaah di masjid akan tetapi acuh dengan zikir dan berdoa setelahnya. Seolah hatinya tidak hadir bersamanya tatkala shalat. Keadaan seperti ini jelas menunjukkan jauh hati dan kekhusyukan di dalam shalatnya.
Tidak mungkin kita menjadi orang-orang yang khusyuk di dalam shalat kita kecuali dengan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengenal nama-namaNya, mengenal sifat-sifatNya, mengenal dan melihat juga bagaimana ciptaan-ciptaanNya yang menunjukkan akan kebesaranNya.
Karena sesungguhnya ketika hati kita disibukkan dengan memikirkan selain Allah, kita sibuk memikirkan dunia, kita sibuk memikirkan usaha, kita sibuk memikirkan berbagai macam yang sifatnya urusan dunia dan tidak ada di hati kita keinginan bahkan kerinduan untuk bermunajat kepada Allah, untuk senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Demi Allah orang seperti ini tidak bisa khusyuk di dalam shalatnya.
Ketika hati kita sibuk memikirkan dunia dan ternyata pikiran itu kita bawa ke dalam shalat kita, akhirnya kita tidak bisa khusyuk. Sehingga kemudian shalat kita tidak bernilai di mata Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya seseorang selesai shalat dan tidak ditulis untuknya dari pahala kecuali hanya sepersepuluh dari shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan setengahnya.” (HR. Abu Dawud)
Dia tidak mendapat pahala apa-apa dari shalatnya. Bahkan Rasulullah mengabarkan dalam hadits yang hasan, ada orang yang shalat 60 tahun lamanya ternyata tidak ada satupun shalatnya yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka sungguh shalat yang mencegah dari perbuatan keji dan munkar adalah shalat yang benar-benar khusyuk hatinya kepada Allah, shalat yang benar-benar menggugurkan dosa-dosanya saat shalatnya adalah yang betul-betul ketika shalat hatinya mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun shalat yang tidak khusyuk, seringkali menimbulkan ketidaktumakninahan. Kita lihat ada orang yang shalatnya sangat cepat sekali, yang dia inginkan adalah bagaimana segera selesai shalat. Sehingga ia menganggap bahwa shalat itu beban dalam hidupnya. Dia tidak menjadikan shalat sebagai kebutuhan hidupnya.
Harus kita sadari bahwa kita sangat membutuhkan shalat, kita sangat membutuhkan shalat melebihi kebutuhan kita kepada makanan dan minuman. Kita sangat membutuhkan shalat melebihi berbagai macam kebutuhan hidup di dunia ini. Makanan dan minuman hanya untuk kehidupan badan, tapi shalat untuk kehidupan hati kita.
ketika kita benar-benar menjaga shalat kita, maka disitulah akan memberikan kekuatan yang luar biasa. Allah berfirman:
“Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan berkeluh-kesah. Apabila ia ditimpa kesusahan, dia tidak sabaran. Apabila ia diberikan kesenangan, ia sangat pelit. Kecuali -kata Allah- orang-orang yang shalat. Yaitu orang-orang senantiasa menjaga shalatnya dengan penuh kesungguhan.” (QS. Al-Ma’arij[70]: 19-23)
Tonton Videonya di Youtube :
Join Menjadi Agen Marketing Property Syariah Kami GRATIS di :
=> https://huniankita.co.id/mitra
Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :
Website : https://huniankita.co.id
Telegram : https://t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita
shalat yang benar harus mengikuti contoh
shalat yang benar
shalat yang benar adalah
shalat yang benar menurut rasulullah
shalat yang benar untuk wanita
shalat yang benar sesuai dengan tuntunan dari
shalat yang benar menurut rasulullah saw
gerakan shalat yang benar
penulisan shalat yang benarcara shalat yang benar
shalat yang khusyu
shalat yang khusyu maka seseorang akan terhindar dari berbuat
shalat yang khusyu adalah
shalat yang khusyu itu seperti apa
shalat yang khusyu senantiasa mengajarkan keikhlasan yaitu semua amal hanya untuk
shalat yang khusyu itu bagaimana
shalat yang khusyu dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar hikmah dari
shalat yang khusyu maka seseorang akan terhindar dari perbuatan
shalat yang khusyu bisa menghindarkan diri dari
shalat yang khusyuk dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar hikmah dari