Tidak diragukan lagi bahwa tujuan utama diciptakannya manusia adalah untuk mentauhidkan Tuhannya. Menyembahnya tanpa menduakanNya dengan sesuatu apapun. Beribadah dengan peribadahan yang benar serta menghadirkan hati dalam keikhlasan. Ketika semua upaya peribadahan tersebut sudah dimaksimalkan, maka yang tersisa adalah berprangka baik pada setiap jalan hidup yang telah Allah tetapkan untuk manusia. Mengiringi setiap usaha dengan doa dengan berkeyakina bahwa Allah Ta’ala akan mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan oleh semua hamba Nya.
Dalam setiap akhtiyar dan amal ibadah, kita pun tidak bisa melakukannya sesuka hati. Karena bicara soal ibadah jelas berbeda dengan amaliah mubah yang tidak diniati ibadah sama sekali. Jangan menyepelekan atau meremehkan setiap amaliah ibadah yang kita lakukan, sebaliknya kita harus berhati-hati. Sebab ibadah yang mubazir waktu dan materi sungguh hanya akan merugikan kita. Demikian karena ibadah kita tidak dilakukan dengan ilmu yang benar, ilmu yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah meninggikan suaramu melebihi suara Nabi dan janganlah berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain. Hal itu dikhawatirkan akan membuat (pahala) segala amalmu terhapus, sedangkan kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Hujurat: 2)
ayat tersebut memberikan petunjuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang ayat ini,
‘Dan orang-orang yang melakukan (kebaikan) yang telah mereka kerjakan dengan hati penuh rasa takut.’(QS. Al-Mukminun: 60)”
‘Aisyah bertanya, “Apakah mereka adalah orang-orang yang meminum khamr dan yang mencuri?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak, wahai putri Ash-Shiddiq. Akan tetapi, mereka adalah orang-orang yang berpuasa, melaksanakan salat, dan bersedekah dalam keadaan takut bahwa amal-amal tersebut tidak diterima. Mereka adalah orang-orang yang berlomba-lomba di dalam kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi dan dinyatakan sahih oleh beliau)
Kisah dalam riwayat ini memberikan penegasan bahwa mengetahui apa-apa yang merusak amal pada saat melaksanakannya dan (mengetahui) apa-apa yang membatalkannya dan menghapusnya setelah pelaksanaannya merupakan di antara perkara yang sangat penting bagi seorang hamba untuk memperbaikinya dan bersemangat untuk mengamalkannya dan memperhatikannya. (Al-Wabil Ash-Shayyib, Ibnu Al-Qayyim rahimahullah)
Jangan sebaliknya, betapa banyak kita kaum muslimin yang terlihat seperti acuh dengan bagaimana mereka beribadah. Tidak mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang perkara agama. Sehingga tidak bisa merasakan antara amaliah ibadah yang memilki tuntunan dengan amaliah ibadah yang hanya bersumber pada tontonan tanpa dalil yang ilmiah.
Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan di dalam atsar yang dinukil dari beliau. Setelah beliau bersedekah satu dirham, beliau berkata, “Seandainya aku tahu bahwa Allah menerima dariku satu sedekah atau satu sujud karena hal itu perkara gaib, maka hal itu lebih aku cintai daripada kematian.” Lalu, membaca ayat,
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27).
Maka sungguh, tidak semestinya kita berbangga diri dengan amal ibadah kita. Karena kita tidak tahu apakah amal ibadah kita diterima ataukah tidak. Yang terbaik dan mestinya kita lakukan adalah justru senantiasa berbenah diri serta lebih berhati-hati pada setiap amaliah yang kita menganggap bahwa itu adalah bagian dari ibadah. Waspadalah karena hukum asal dari suatu ibadah adalah tertolak, kecuali ada dalil syar’i yang menjelaskan akan kebolehan atau disyaritakannya ibadah tersebut. Maka jika kita bahkan kita ragu akan keilmiahan dari suatu ibadah yang kita lakukan, berhentilah sejenak dan pelajari lagi, agar kita tidak mengamalkan suatu ibadah yang tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
simak video lengkapnya :
Join Menjadi Agen Marketing Property Syariah Kami GRATIS di :
Kunjungi Juga Akun Official kami, Agar Anda tidak ketinggalan Seputar Artikel Yang Bermanfaat dan Info Property Syariah Berikutnya :
Website : https://huniankita.co.id
Telegram : https://t.me/huniankita
Instagram : https://instagram.com/huniankita.co.id
Facebook : https://facebook.com/huniankita.co.id
Tiktok : https://tiktok.com/@huniankita.co.id
Youtube : huniankita.co.id/youtube
Twitter : twitter.com/hunian_kita
Linkendin : linkedin.com/in/huniankita
amalan yang diterima allah
amalan yang diterima walaupun riya
amalan yang diterima
amalan yang diterima orang yang sudah meninggal
amalan yang diterima setelah meninggal
amalan yang diterima setelah mati
amalan yang diterima allah swt
amal yang diterima allah
amal yang diterima oleh allah swt
amal yang diterima